Selasa, 26 April 2011

Profile PLN Kuta

Propil Bidang Pemasaran dan Pelayanan
PT PLN (Persero) Distribusi Bali Area Pelayanan Kuta


1. Batas Wilayah Kerja

Wilayah kerja Pemasaran dan Pelayanan PLN AP Kuta terletak di Daerah Tingkat II Badung Propinsi Bali, luas Area Pelayanan ± 150,64 kms dengan Jumlah Penduduk 164.384 Jiwa (sumber data http://www.badungkab.go.id, tahun 2008) dan terbagi menjadi tiga Kecamatan yaitu : Kecamatan Kuta Utara (31,99 kms), Kecamatan Kuta Tengah (17,52 kms) dan Kecamatan Kuta Selatan (101,13 kms) serta delapan kelurahan tiga desa, dua puluh tiga dusun/Banjar, enam puluh lingkungan sbb :

KAB.
KEC
KELURAHAN
DESA
DUSUN/BANJAR
LINGKUNGAN
KET







1
3
8
3
23
60








SK Bupati : 6-3-2002 No.341 Tahun 2002

Kabupaten Tingkat II Badung :

  1. Kuta Utara     =   31,99 kms
  2. Kuta Tengah  =   17,52 kms
  3. Kuta Selatan  = 101,13 kms

Untuk daerah Kuta Utara meliputi 3 Kelurahan, 3 Desa, 31 Lingkungan dan 35 Banjar namun PLN AP Kuta hanya melayani 1 kelurahan Kerobokan Kelod dengan 10 lingkungan yaitu :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Semer
6
Merta Nadi
2
Umalas Kangin
7
Pengipian
3
Umalas Kauh
8
Pengubengan Kauh
4
Kuwum
9
Pengubengan Kangin
5
Taman
10
Batubelig

Untuk daerah Kuta Tengah meliputi 5 Kelurahan dan 27 Lingkungan yaitu :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Pengabetan
7
Segara
2
Pering
8
Anyar
3
Pande Mas
9
Temacun
4
Tegal
10
Pemason
5
Buni
11
Pelasa
6
Jaba Jero
12
Abianbase

II.                 Kelurahan Legian :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Legian Kaja
3
Legian Kelod
2
Legian Tengah




III. Kelurahan Seminyak :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Basang kasa
-
-
2
Seminyak
-
-


IV. Tuban

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Pesalakan Tuban
3
Kelan Desa
2
Tuban Geria
4
Kelan Abian


V. Kedonganan

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Kubu Alit
4
Kertayasa
2
Ketapang
5
Pasek
3
Anyar Gede
6
Pengendaran



Untuk daerah Kuta Selatan meliputi 3 Kelurahan, 3 Desa, 33 Lingkungan dan 9 Dusun/Banjar yaitu :

I.        Kelurahan Jimbaran meliputi 11 lingkungan yaitu :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Ubung
7
Kalanganyar
2
Pantai Sari
8
Taman Geria
3
Menega
9
Tegal
4
Pesalakan
10
Perarudan
5
Teba
11
Cenggiling
6
Jerokuta





II.                 Kelurahan Benoa meliputi 16 lingkungan yaitu :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Terora
9
Bualu
2
Celuk
10
Bualu Indah
3
Peken
11
Permata Nusa Dua
4
Penyarikan
12
Wisma Nusa Permai
5
Peminge
13
Puri Nusa Dua
6
Sawangan
14
Ancak
7
Pande
15
Menesa
8
Balekembar
16
Mumbul


III.               Kelurahan Tanjung Benoa meliputi 6 lingkungan yaitu :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Tanjung Benoa
4
Anyar
2
Purwa Sahanti
5
Panca Bhineka
3
Kerta Pascima
6
Tengkulung


IV.              Desa Ungasan meliputi 10 Dusun/Banjar :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Kauh
6
Kangin
2
Bakung Sari
7
Santi Karya
3
Sari Karya
8
Giri Darma
4
Wana Sari
9
Kelod
5
Kerta Lestari
10
Wijaya Kesuma


V.                 Desa Kutuh meliputi 4 Dusun/Banjar :
No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Petangan
3
Tabu Pura
2
Panti Giri
4
Karya Jati


VI.              Desa Pecatu meliputi 9 Dusun/Banjar : Kutuh :

No
Nama Lingkungan
No
Nama Lingkungan
1
Pecatu Kauh
6
Karang Bomo
2
Labuhan Sait
7
Pecatu Kangin
3
Buana Sari
8
Tambyek
4
Pecatu Tengah
9
Giri Sari
5
Suluban


2. Lokasi  Pemasaran PT PLN (Persero) AP Kuta

Peta lokasi Pemasaran PLN AP Kuta tepatnya berada di Jl. Sunset Road Kuta – Bali Indonesia

  

Detail denah Wilayah kerja PLN AP Kuta


3. Detail denah posisi Kantor PLN AP Kuta

Lokasi PLN AP Kuta terletak di Jalan Sunset Road – Kuta – Bali.

Telepon : (0361) 756756, 764523, 764524 (Hunting).

Facsimile : (0361) 759796.

E-Mail : apkuta@plnbali.co.id

Website : www.plnbali.co.id

 

4. Sekilas Sejarah terbentuknya PLN AP Kuta


PT PLN (Persero)
AP KUTA
Sejarah terbentuknya PLN AP Kuta, bermula dari berdirinya Pelayanan Teknik Dinas Gangguan yang berlokasi di Jalan Raya Kuta tepatnya disebelah timur Pura Desa Kuta. Tugasnya khusus untuk mempercepat melayani gangguan, yang sifatnya mendesak  mendapatkan penanganan.

Sebelum adanya pemekaran wilayah seperti saat ini, Kuta merupakan kota kecamatan dan termasuk wilayah kerja PLN Walayah XI Cabang Denpasar. Seiring dengan bertambahnya waktu, tata kota pemerintahan juga mengalami perubahan status, daerah sekitar kota Denpasar menjadi Kodya dan diluar masih wilayah kerja Kabupaten Badung. Dengan adanya perubahan status tersebut harapan dan tuntutan dari masyarakat akan pelayanan disegala bidang agar berubah menjadi mudah dan baik. Juga tidak ketinggalan PLN pun juga ikut berubah  maka atas kebijaksanaan Manajemen PLN pada hari Jumat tanggal 02 Juni Tahun 2000 Kantor jaga yang berlokasi di jalan Raya Kuta dipindahkan ke Jalan By Pass Ngurah Rai kuta tepatnya ± 200 meter dari Patung Dewa ruci arah ke Nusa Dua, maka secara resmi direalisasikan terbentuknya PLN Rayon Kuta dibawah Pimpinan I Pt Gde Budhyasa, SE. Struktur organisasi Rayon Kuta mengacu  SK DIR Nomor 021.K/059/Dir/1995 tanggal 23 Mei 1995, Untuk keseragaman dalam melaksanakan tata usaha pelanggan dan pengolahan data   pelanggan.  

PLN Rayon Kuta tugas hariannya seperti tugas PLN Cabang,  mengatur dan melayani administrasi maupun teknis dengan wilayah kerjanya membawahi dua kantor jaga yaitu  : Kantor Jaga Bualu serta Kantor Jaga Semawang Sanur.

Sejalan dengan diadakan penyempurnaan struktur organisasi maka nama PLN Cabang di Bali yang menangani bidang Administrasi dan Teknik dipisahkan  menjadi 2, yaitu Area  Pelayanan Jaringan membidangi teknik dan Area Pelayanan membidangi administrasi.

Mengingat Kuta merupakan daerah tujuan wisata Dunia, yang mempunyai kemajuan pesat dan pertumbuhan ekonomi tinggi maka pada tanggal 16 Januari 2003 Status PLN Rayon Kuta dinaikkan menjadi PLN UPP Kuta (Unit Pelayanan Kuta) dengan Manajer Ngurah Waspada, BE. Pelayanan PLN UPP Kuta pada saat itu mencakup Bidang Teknik Dinas Gangguan, dan Pelayanan Pelanggan dari mulai survai sampai dengan Penyambungan Baru/Perubahan Daya serta cetak Rekening yang tugasnya mirip dengan APJ (Area Pelayanan dan Jaringan).  

Unit Pelayanan Pelanggan Kuta (UPP Kuta) membawahi empat Asisten Manajer yaitu :


1.      Asisten Manajer Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan termasuk melakukan survai Pasang Baru, Perubahan Daya sampai dengan penyambungan SR/APP, baik perluasan Jaringan JTM, JTR & Gardu  maupun tanpa perluasan jaringan.

2.      Asisten Manajer Keuangan dan Komersial menangani bidang keuangan termasuk tagihan tunggakan rekening listrik,

3.      Asisten Manajer Pencatatan Meter serta Pencetakan Rekening Listrik, khusus menangani bidang catat meter serta pencetakan rekening listrik karena pada saat itu masih mempergunakan sistem pembayaran lewat SOPP (Sistem OnLine Payment Point),

4.      Asisten Manajer SDM & Administrasi.


Berdasarkan SK GM PT PLN (Persero) Distribusi Bali Nomor........... Tahun    Struktur Organisasi Manajemen UPP Kuta (Unit Pelayanan Pelanggan Kuta disempurnakan menjadi AP Kuta (Area Pelayanan Kuta), hal ini dipandang perlu diadakan perubahan sebab Manajemen UPP Kuta belum bisa berjalan sesuai harapan, dengan tujuan tugasnya lebih fokus kepada meningkatkan pelayanan PB/PD. Disamping itu PLN AP merupakan bagian dari wajah PLN secara keseluruhan. Dengan terbentuknya  PLN AP Kuta (Area Pelayanan Kuta) dan telah ditunjuk sebagai  Manajer adalah : I Gst Ngr Sutama, ST. dengan tugas lebih fokus kepada Pelayanan PB/PD. Seiring terbentuknya PLN AJ BATAN (Bali Selatan) khusus melayani disisi teknik Jaringan dengan wilayah kerja mencakup PLN AP Denpasar, AP Kuta dan AP Tabanan.

Sesuai SK Direksi PLN nomor : 118.K/426/DIR/2007 tanggal 28 Nopember 2007 Manajer PLN AP Kuta digantikan oleh Ir. Gde Agung Sindu Putra MBA. Pembaruan perubahan struktur organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelangan menuju layanan setara kelas dunia,  sehingga perubahaan dilakukan secara menyeluruh baik mind set pegawai maupun Sistim yang ada secara  bertahap dan berkesinambungan.

Merunut dari perubahan-perubahan terjadi tak lepas dari keinginan Manajemen PLN Distribusi Bali Area Pelayanan Kuta untuk memberikan Pelayanan yang lebih baik, cepat serta memuaskan pelanggan secara maksimal sesuai dengan tuntutan masyarakat. Apalagi Kuta merupakan central Pariwisata berstandar internasional, pelanggannya semakin kritis dan dimensi kepuasannya terus berubah, semakin sulit kita memahami keinginan Pelanggan yang beragam. Kalau sekadar mendefinisikan kepuasan Pelanggan di Area Pelayanan Kuta secara normatif mudah saja. Artinya, ketika keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi, berarti telah memenuhi kepuasan pelanggan. Suatu layanan dinilai memuaskan bila layanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
5. Gardu Induk ( GI ) pendukung suplay energi Listrik PLN AP Kuta

Suplay energi listrik saat ini PLN AP Kuta  dilayani dengan empat GI (Gardu Induk) antara lain :
1.      GI Pesanggaran
2.      GI Nusa Dua
3.      GI Padang Sambian
4.      GI Pemecutan Kelod
Dari empat GI tersebut dikeluarkan out going penyulang/feeder sebanyak dua puluh lima feeder untuk melayani pelanggan PLN AP Kuta dengan nama penyulang sbb :

GI - Pesanggaran out going 6 dengan nama penyulang :
No
Nama Penyulang
No
Nama Penyulang
1
Pelasa
6
Reagent
2
Gelogor Carik


3
Nusantara


4
Banteng/Suwung


5
Buni Sari


GI - Nusa Dua 9 out going  dengan nama penyulang :
No
Nama Penyulang
No
Nama Penyulang
1
Boster Pump
6
Ungasan
2
Tragia
7
Mumbul
3
Hilton
8
Sawangan
4
Tanjung Benoa
9
Kedonganan
5
Kampus Unud


GI - Padang sambian 7 Out going  dengan nama penyulang :
No
Nama Penyulang
No
Nama Penyulang
1
Krobokan
6
Uma Alas
2
Exp. Seminyak
7
Exp. LP Krobokan
3
Tegal lantang


4
Batu Belig


5
Exp. Sunset Road


GI - Pemecutan Kelod 3 Out going  dengan nama penyulang :
No
Nama Penyulang
1
Mataram
2
Nakula
3
Gunung sari

6. Management Prospect  Front Line
Seiring dengan perkembangan jaman yang sangat pesat dan persaingan di setiap lini tidak terelakan, maka Produktifitas merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki oleh PLN AP Kuta, produktifitas disini tentunya dimaksudkan untuk mengurangi input namun dengan hasil output yang maksimal.

Ruangan Lobby Pelayanan Pelangga
Salah satu kunci utamanya tentunya adalah pelayanan dan produktifitas dari para Karyawannya khususnya Front line. Seperti telah di ketahui, salah satu cara dalam meningkatkan produktifitas karyawan adalah dengan "menciptakan" suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan tidak hanya antar individunya namun juga antara Pelanggan dengan "ruangnya", penataan ruang (interior design) yang nyaman, pemilihan perabot office furniture yang sesuai dan argonomis adalah suatu keharusan. Sejalan dengan penataan ruangan Pelayanan Pelanggan yang dilakukan secara terus-menerus PLN AP Kuta juga memerlukan perabot office furniture, dan tentunya perusahaan mau tidak mau mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, investasi tersebut tentunya haruslah sepadan. Produk office furniture tersebut tentunya harus nyaman ergonomis, tahan lama, fashionable dan relatif terjangkau. Setelah melakukan survey pasar yang konsisten dan terus menerus akhirnya team manajemen PLN AP Kuta dibawah komando Manajer Sindu Putra merancang serta mendesign Ruangan Pelayanan Pelanggan dengan standard Layanan kelas dunia yang telah dilengkapi antara lain :




Daftar Antrean


Daftar Antrean ini diimplementasikan untuk memberi kenyamanan dan kepastian serta ketertiban pelanggan dalam mengajukan permohonan Pasang Baru maupun perubahan Daya. Dalam tenggang waktu menunggu agar pelanggan tidak menimbulkan rasa jenuh ruang pelayanan telah disediakan bacaan koran, dua buah TV 21” cannel international, layar monitor 29” untuk menampilkan urutan nomor antrean didukung dengan tampilan musik berbagai aliran baik musik daerah, nasional maupun internasional. Dengan bantuan SATPAM,  pelanggan akan dituntun cara mengoperasikan sistem ini sampai dengan print out nomor antrean.




Informasi Pelanggan
Informasi Pelanggan memungkinkan masyarakat mengetahui berbagai informasi lewat Aplikasi dengan dibantu petugas SATPAM antara lain :
  • Biaya Pasang Baru
  • Biaya Perubahan Daya
  • Posisi Permohonan Pasang Baru
  • Posisi Permohonan Perubahan Daya
  • Info Rekening
  • Pelayanan Multiguna
  • Pengaduan Pelanggan TUL I – 14
CCTV

Closed-circuit television (CCTV) merupakan video camera yang saat ini telah terpasang dibeberapa tempat strategis, salah satunya adalah pada lobby PLN AP Kuta dipergunakan untuk pengawasan serta pemantauan area Ruang Pelayanan Pelanggan. Keberadaan CCTV sangat membantu petugas keamanan untuk mendeteksi keberadaan orang-orang atau kegiatan yang mencurigakan dilingkungan PLN AP Kuta. Data video kamera CCTV dapat direkam hingga beberapa minggu bahkan hingga satu bulan, melalui alat perekam CCTV, DVR Digital video recording, tentunya hal ini sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai arsip evaluasi dalam kegiatan pencapaian KPI, yang sangat bermanfaat bagi system management PLN AP Kuta maupun dalam hal antisipasi bila terjadi claim dari pelanggan.

7. Informasi Tingkat Mutu Pelayanan

TMP ( Tingkat Mutu Pelayanan Pelanggan) bukanlah suatu hal baru di lingkungan PLN AP Kuta. Setidaknya hal itu sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.081.K/010/DIR/2002 tanggal  25 Juni 2002. Penetapan TMP ini dimaksudkan agar PLN dapat memberikan gambaran seberapa baik mutu pelayanan listrik, seberapa besar tantangan dalam upaya peningkatan pelayanan, seberapa mendesaknya dana yang dibutuhkan untuk perbaikan mutu pelayanan dan seberapa jauh keberhasilan PLN dalam peningkatan pelayanan pada Pelanggannya. Indikator pelayanan pada Tingkat Mutu Pelayanan untuk tahun 2009 Deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan Koalisi Bali Selatan.Berdasarkan kesepakatan Manajer AP Kuta, AP Denpasar, AP Tabanan, APTM serta  AJ BATAN pertanggal 09 Januari 2009 ditandatangani kesepakatan standar Pelayanan.  





8. Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi Pelanggan adalah salah satu tugas dan tujuan PT. PLN (Persero) AP Kuta. Dengan memberikan informasi yang transparan tentang Prosedur PB/PD sehingga pelanggan bisa mendapatkan kenyamanan dan kepuasan terhadap kebutuhan akan guna aliran listrik untuk kesejahteraan. Prosedur yang ada pada PT. PLN (Persero) AP Kuta, persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelanggan dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proses pemasangan baru aliran listrik.


1. Prosedur pelaksanaan pengajuan pasang baru

2. Ketentuan umum pelaksanaan pemasangan baru
3. Pelayanan pemasangan baru
4. Flowchart prosedur pemasangan baru
5. Fungsi-fungsi yang terkait dalam proses pelaksanaan pemasangan baru
6. Penjabaran tentang flowchart prosedur pemasangan baru aliran listrik.



Berbekal dengan 9 Tipe Kepribadian Entrepreneur front line PLN AP Kuta dapat mengatasi segala permasalahan yang dikeluhkan oleh pelanggan antara lain :



  1. The Improver, ingin selalu memperbaiki serta memiliki intergritas dan etika yang tinggi
  2. The Advisor, bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggan artinya pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.
  3. The Superstar, sumber pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang CEO Superstar
  4. The Artist, memiliki kreativitas yang tinggi
  5. The Visionary, visioner biasanya berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya, artinya memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di sekelilingnya dan akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
  6. The Analyst, menjalankan Pelayanan sebagai seorang analis, PLN biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis biasanya hebat dalam memecahkan masalah.
  7. The Fireball, si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme, Pelanggan merasa PLN dijalankan dengan tingkah laku yang fun.
  8. The Hero, memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam segala macam tantangan.
  9. The Healer, seorang 'penyembuh', petugas front line bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam melayani pelanggan. Memiliki kemampuan bertahan yang luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.

9.  JAMINAN INSTALASI LISTRIK ( JIL ) dan  SLO (Sertifikat Laik Operasi)

Sesuai PPRI Nomor 3 Tahun 2005 tanggal 16 Januari 2005 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0045 Tahun 2005 Tentang Instalasi Ketenagalistrikan, Lampiran VIII Laporan Uji Laik Operasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Konsumen Tegangan Rendah, mewajibkan Kontraktor Listrik untuk mencantumkan Nomor Jaminan Instalasi ( JIL ) dalam laporan tersebut.
Pengertian ini berarti bahwa Kontraktor Listrik yang melaksanakan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah wajib menerbitkan Jaminan Instalasi Listrik atas pekerjaan instalasi listrik yang dilakukannya. Jaminan Instalasi Listrik, merupakan kewajiban/ keharusan bagi setiap Kontraktor Listrik ( BUJK Bidang Elektrikal ) untuk memberikan Jaminan kesesuaian atas pekerjaan instalasi listrik yang dikerjakan terhadap Standar Instalasi Listrik yang berlaku, kepada konsumen/ pelanggan. Pengaturan pelaksanaan Jaminan Instalasi Listrik dilakukan oleh masing-masing Dewan Pengurus Daerah ( DPD ) AKLI setempat. Biaya pemeriksaan, Konsumen atau Kontraktor Listrik a. n. konsumen mengajukan permintaan kepada KONSUIL untuk melakukan pemeriksaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang, dengan menggunakan formulir yang telah disediakan oleh KONSUIL, dengan biaya pemeriksaan yang dibebankan kepada konsumen sesuai ketentuan besarnya biaya pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah yang telah disepakati bersama dan diketahui/disetujui oleh Pemerintah dimana pembayarannya dilakukan melalui Kontraktor Listrik kepada KONSUIL, untuk melaksanakan pemeriksaan instalasi dan penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO). Besarnya biaya pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah ditentukan oleh masing-masing BP KONSUIL Wilayah Bali.
10. Kotak Saran
Kotak saran ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Pada tahun 1895, John Patterson, pendiri National Cash Register (NCR), telah memperkenalkan ide ini untuk pertama kalinya. Pemakaian kotak saran ini sangat populer karena banyak perusahaan besar yang semakin menyadari bahwa karyawan di lini depan sering memiliki ide-ide cemerlang berkat interaksi rutin mereka dengan pelanggan dan pasar. Sayangnya, di PLN, para pelanggan lebih suka menyimpan ide-ide tersebut, bukan karena mereka pelit berbagi, tetapi kadang mereka merasa PLN tidak menghargai ide-ide mereka. Agar halangan tersebut bisa disingkirkan, PLN AP Kuta berusaha dengan sekuat tenaga membangun sistem yang mempermudah dan mendorong para pelanggan mengajukan saran-saran mereka lewat kotak saran. Selain memberikan keuntungan buat PLN dalam bentuk ide-ide yang dijalankan dengan sukses, kotak saran juga membuat para karyawan yang inovatif tanpa disadari melakukan kekeliruan untuk memperbaiki dan menyempurnakan dengan tindakan segera. Metode kotak saran ini sebenarnya cukup mudah diimplementasikan. Tetapi kemudahan implementasi tersebut tidak berarti pelanggan bersedia begitu saja membagikan ide-ide mereka. Sistem, proses, dan budaya perusahaan juga harus mendukung. Pelanggan akan lebih bersedia membagi ide-ide tersebut bila mereka merasa ide-ide tersebut akan dipertimbangkan dengan serius dan dihargai oleh PLN. Ide-ide yang ditolak juga harus disertai alasan yang masuk akal sehingga pelanggan pemberi ide memiliki kesempatan untuk menyempurnakan idenya. Program kotak saran tanpa penanggung jawab hanya akan dijawab dengan skeptisme karyawan. Disamping perkembangan teknologi informasi telah ikut menyempurnakan sistem kotak saran ini dengan memanfaatkan email, dan jaringan intranet PLN. Dengan bantuan intranet ide-ide yang masuk bisa didiskusikan, diperdebatkan, dan disempurnakan. Perdebatan melalui forum elektronik juga mampu membantu PLN memantau ide-ide pelanggan yang mendapatkan tanggapan besar sehingga proses seleksi ide-ide menjadi lebih efisien. Tentu saja metode kotak saran ini memiliki keterbatasan.

11. Informasi Hemat Listrik dan simulasi berhemat

Seruan agar masyarakat berhemat listrik seiring dengan peningkatan beban puncak serta kebutuhan energy dan mulai diberlakunya pemadaman bergilir dengan kondisi seperti ini, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali dengan ekstra berhemat. Sebenarnya, upaya penghematan sulit dilakukan dengan harga energi listrik yang masih sangat rendah. Bagi orang miskin harga murah itu membantu, tetapi bagi orang berduit ini adalah gerbang pemborosan. Harga Listrik Rp/kWh masih murah memberikan sinyal kepelanggan bahwa pasokan pastilah berlimpah, karena itu tidak ada insentif apalagi urgensi berhemat. Banyak langkah yang telah diambil oleh PLN AP Kuta agar masyarakat pelanggan mau berhemat, salah satunya memberi pemahaman lewat media Simulasi hemat listrik dengan mempergunakan lampu hemat listrik. Jadi, bisakah kita berhemat dalam kebijakan yang saling tak selaras ? Dalam kondisi apapun kita tetap optimis, hemat listrik terus-menerus dikumandangkan.

12. Penataan Pelanggan lewat Mobil AIL (Arsip Induk Langganan)
Penataan pelanggan lewat Arsip Induk Langganan merupakan upaya PLN AP Kuta untuk menyusun arsip pelanggan secara khusus, sistematis, dengan petugas yang bekerja secara profesional dalam bidang tugasnya. Sebab menyangkut bidang kearsipan membutuhkan kompetensi disisi ketelitian, ketekunan, kesabaran serta keuletan untuk menata, merapikan, runut berkesinambungan, sehingga berkas yang tersimpan selalu dalam kondisi baik, bersih dan rapi mudah dicari, aman dari kerusakan akibat binatang rayap. Mobil AIL PLN AP Kuta saat ini telah tersedia sebanyak tujuh mobil AIL tempat berkas data langganan yang masing-masing bisa disimpan antara 6000 sd 9000 berkas pelanggan. Pada pintu mobil AIL ditandai dengan kode penomoran dengan maksud untuk memudahkan pengaturan dan pencarian data. Dalam monitoring dan mempermudah identifikasi pelanggan dilakukan perbedaan warna Amplop antara lain :  
1.      Warna Merah maron untuk Pelanggan Reguler
2.      Warna Kuning emas untuk Pelanggan Daya ≥ 41.500VA sd 197.000VA
3.      Warna Turqees untuk Pelanggan Prabayar
4.      Warna Hitam untuk Pelanggan Putus rampung.
5.      Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL)
Dengan perlengkapan Mobil AIL ini PLN AP Kuta bisa memenuhi standar kearsipan yang berkualitas terhadap jaminan keamanan, suhu serta kerusakan dalam jangka panjang.

12. SPJBTL (Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik)
Perlakuan terhadap berkas Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik antara Pihak Pertama PLN dengan Pihak ke Dua Pelanggan dibuatkan format khusus dalam bentuk buku, dengan daya ≥6600VA ke atas, ini dimaksudkan agar  segala yang tertuang dalam perjanjian tersebut dalam jangka panjang tersimpan dengan aman dari kerusakan. Baik pengarsipan di posisi pihak pelanggan maupun pengarsipan di pihak PLN. Dengan dibuatkannya buku SPJBTL ini diharapkan pelayanan terhadap pelanggan lebih baik dan terkontrol. Kata-kata berkas SPJBTL di dalam amplop AIL tidak ada (hilang) sudah tidak berlaku lagi.




13. Pengembangan Produk Layanan Baru

Produk dan Layanan Baru senantiasa terus dikembangkan PLN AP Kuta untuk dapat memuaskan pelanggannya. Produk ini disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan itu sendiri dan telah merupakan kesepakatan antara PLN AP Kuta dengan para pelanggannya. Pengembangan produk dan layanan baru sejak tahun 2005 hingga saat ini termasuk produk pemasaran yang dikeluarkan PLN Pusat adalah sebagai berikut:

1.      Nomor Edaran : 0007.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang ”Pedoman Kebijakan Program Peningkatan Pemasaran 2005”.

2.      Nomor Edaran : 0008.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan PB/PD 450VA ” Menyala R 450”.

3.      Nomor Edaran : 0009.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan PB/PD 900VA ” Menyala R 900”.

4.      Nomor Edaran : 0010.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan Penyambungan Pelanggan Bisnis & Industri Kecil & Sedang dengan Layanan Khusus ” Bersinar”.

5.      Nomor Edaran : 0011.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan Prima”

6.      Nomor Edaran : 0012.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan Eksekutif”

7.      Nomor Edaran : 0013.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan Dayamax”

Disamping produk-produk  layanan  yang telah dikeluarkan oleh PLN Pusat  seperti tersebut diatas PLN Distribusi Bali khususnya PLN AP Kuta juga mengeluarkan Produk Layanan seperti :

1.      CR-SMS ( Customer Relation Sort Massage Services)

2.      BaLoN (Bayar Listrik One Line)

3.      Call Centre 123

4.      ODS (On Day Service)

14. CR-SMS ( Customer Relation Sort Massage Services)

Produk CR-SMS ( Customer Relation - Sort Massage System) Program system aplikasi sederhana ini dipakai, manfaatnya sangat besar bagi PLN AP Kuta disisi Pelayanan khususnya disisi informasi kepada Pelanggan misalnya pemberitahuan mengenai jadwal Pemadaman Listrik, Tunggakan Rekening Listrik, Pemberitahuan pembelian Voucer energi listrik kepada Pelanggan PRABAYAR, Mengucapkan Selamat Hari Raya, Tahun Baru ke Pelanggan, kiat-kiat hemat energi listrik dan informasi lainnya lewat SMS, dengan mendaftarkan nomor HP Pelanggan secara automatis akan mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi PLN AP Kuta seperti tampilan berikut :


 

 

 

Tampilan Aplikasi CR-SMS

15. Call Center 123

CALL CENTER 123 adalah Pusat Layanan Informasi dan Pengaduan Gangguan PLN Bali, menyediakan layanan 24 jam sehari 7 hari seminggu, mendekatkan PLN dengan Pelanggannya. Layanan yang disediakan Call Ceter 123 saat ini adalah :



a.       Informasi Tagihan Listrik
b.      Informasi Pasang Baru dan Perubahan Daya
c.       Informasi tempat pembayaran On – Line
d.      Pengaduan Gangguan
e.       Facs on Demand
f.       Telemetering
g.      Informasi Umum lainnya
h.      Lokasi Pemadaman Listrik




16. BaLoN (Bayar Listrik OnLine Bank)

Produk ini memberikan kemudahan bagi Pelanggan untuk pembayaran Rekening Listrik diberbagai tempat, dengan system ini pula dibuka peluang bagi masyarakat luas untuk membuka usaha sampingan membuka counter Bayar Listrik On Line bekerjasama dengan pihak Bank. Dari evaluasi system yang telah berjalan, PLN tidak lagi dibebankan/ dipusingkan dengan berbagai permasalahan yang terkait pembayaran/Pencetakan  Rekening listrik. Pelanggan tinggal datang ke tempat-tempat yang memasang logo point di atas pembayaran listrik semuanya tuntas.

17. ODS (One Day Service)

Produk one day service diberlakukan awal September sampai dengan Desember 2009 pelayanan ODS hanya diperuntukan bagi pelanggan yang melakukan Perubahan Daya dari 900VA sampai dengan daya 4400VA artinya jika pelanggan mengajukan perubahan daya ≤ 4400VA dari permohonan hari ke-N, dan membayar hari ke-N serta menyala harike-N. Sasaran ODS secara financial (BP>investasi MCB/kWh+Jasa), Rp/kWh naik dari rata-rata Rp.600/kWh menjadi Rp.1.035/kWh. GCG transparansi Pelayanan (kepastian harga dan waktu) serta memperkecil ruang lingkup calo dan oknum.




18. Perkembangan Pelanggan

Perkembangan peningkatan Pelanggan dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun Desember 2009 dapat disampaikan data sebagai berikut :


19. Realisasi Pemasaran Produk 

Dari jumlah 59.873 pelanggan dengan daya 235.099.650VA kondisi periode Januari sd Desember  2009 dapat disampaikan realisasinya sbb :

Menindaklanjuti surat edaran Direksi tentang kebijakan dan paket Pemasaran dapat disampaikan data sebagai berikut :


Pemasaran Tarif Menyala 450 VA sd 900 VA/R1M :

Pemasaran tarif menyala mulai dipasarkan pada tahun 2005 dengan batasan daya 450VA sd 900VA.

Tarif menyala ”R-450/900” merupakan layanan yang dikemas secara khusus bagi para pelanggan Rumah tangga, dan memungkinkan memperoleh harga pasti dan sama bagi berbagai biaya layanan listrik karena secara transparan di seluruh indonesia. Tanpa dikenakan Biaya beban pada tagihan rekening listrik serta tidak ada batasan pemakaian kWh minimal maupun tagihan rupiah minimal per bulan. Tarif listrik menggunakan tarif multiguna Rp.720/kWh.

 Evaluasi perkembangan Pemasaran tarif menyala dapat disampaikan data sebagai berikut :

TAHUN

JML PLG

JML DAYA

KETERANGAN

2005

119

95.850

 

2006

228

195.750

 

2007

229

206.100

 

2008

199

185.850

 

2009

775

683.550

 

Pemasaran Tarif Bersinar/B1B dan B2B :


Tarif bersinar mulai dipasarkan menindaklanjuti SE Direksi Nomor Edaran : 0010.E/DIR/2005 tanggal 2 Mei 2005 tentang Layanan Penyambungan Pelanggan Bisnis & Industri Kecil & Sedang dengan Layanan Khusus ” Bersinar”. Layanan bersinar ini berlaku minimal 3 (tiga) tahun yang berarti bila pelanggan dengan produk BERSINAR akan menjadi pelanggan reguler sesuai golongan tarifnya dapat diperkenankan setelah dalam waktu tersambung BERSINAR selama 3 (tiga) tahun.


Dengan ketentuan Tarif Listrik sbb :

Tarif  PRABAYAR

Pemasaran listrik prabayar adalah suatu sistem pembayaran dan pembelian listrik yang dilakukan diawal, sebelum pemakaian. Harapannya, sistem ini bisa menghemat penggunaan listrik dan merupakan terobosan dari PLN guna memberi  kesempatan seluas-luasnya kepada pelanggan untuk mengendalikan pemakaian listrik sesuai kebutuhan dan keinginan serta untuk menghindari kesalahan pencatatan.  “Listrik prabayar adalah cara baru bagi pelanggan untuk mengelola sendiri pemakaian listrik sesuai kebutuhan dan keinginannya.

Sedangkan mengenai tarif  prabayar setara dengan harga listrik pasca bayar dengan tetap  mengacu pada ketentuan Pemerintah yang berlaku. Program listrik prabayar selain memiliki keunggulan dimana pelanggan dapat memantau pemakaian listriknya juga kemudahan dalam pembelian listrik (KWh isi ulang). Pembelian token (voucher listrik isi ulang) saat ini di PLN Distribusi Bali masih terbatas hanya pada loket PLN Area Pelayanan.  


Beberapa keunggulan prabayar diantaranya :
Pelanggan dapat memantau pemakaian listriknya dengan mudah setiap saat.
Pelanggan dapat dengan disiplin menggunakan listrik sesuai rencana anggaran belanja.
Praktis dan nyaman, karena pembelian listrik (kWh isi ulang) dapat dilakukan di payment point On Line Bank (PPOB).
Tarif listrik prabayar setara harga listrik pasca bayar dan mengacu pada ketentuan Pemerintah yang berlaku.


Pemasaran Tarif Prabayar dimulai pada Tahun 2005 dengan mempergunakan sistem Kartu/Card, seiring dengan perkembangan teknologi yang makin pesat maka sistem kartu/Cartu digantikan dengan sistem numerik token dengan kondisi sampai dengan Desember 2009 jumlah pelanggan PRABAYAR sebanyak : 2.628 Pelanggan dengan 7.414.400 VA sudah termasuk pelanggan PRABAYAR Card sebanyak : 255 pelanggan, dengan 989.800VA.

 


Dalam monitoring pelanggan PRABAYAR telah dibuatkan manual book serta ditunjang dengan telah di implementasikan program aplikasi SILAYAR (Sistem Informasi Prabayar) dengan tampilan sbb :


Tampilan Monitoring Prabayar Lewat Aplikasi “SILAYAR”

Manfaat yang diperoleh dari pemakaian implementasi system Aplikasi “SILAYAR” ini adalah :

1.      Mempermudah pencarian data/lokasi pelanggan prabayar untuk sampling pemantauan pelanggan dan pencarian target operasi P2TL .

2.      Memanage  pelanggan/ transaksi untuk mempercepat informasi ke pelanggan/pegawai PLN.

3.      Memperbaiki pemantauan pelanggan prabayar dari sistem manual book menjadi pemantauan yang berbasis sistem aplikasi.

Program Aplikasi SILAYAR ini dibuat dengan tujuan :

1.      Dapat menampilkan data detail plg prabayar dan denah lokasinya.  

2.      Aplikasi ini dapat mengakomodir data transaksi plg baik dari segi jumlah transaksi maupun besaran rupiah transaksi.

3.      Aplikasi ini dapat membantu pencarian plg yang sama sekali tidak pernah membeli voucher baik pada 1 bulan maupun beberapa bulan.

4.      SILAYAR dapat diakses di setiap PC tanpa mengganggu sistem SIMTUL atau yang lain yang sudah berjalan di PLN.

5.      Sistem ini dapat memperkuat sistem pengolahan data/transaksi plg prabayar yang sudah ada.

Pemasaran Tarif Premium/B2R dst :
evaluasi tarif premium periode 2009 - 2007

Pemasaran tarif Premium Rp/kWh 1.380 merupakan tindaklanjut surat edaran Direksi No..0011.E/DIR/2005 tentang Layanan ”PRIMA” dengan jumlah sambungan 71 Pelanggan, 4.255.800VA dipasarkan mulai tahun 2006 sd tahun 2007.









Pemasaran Tarif ATSI ( Asosiasi Telekomunikasi  Selular Indonesia) B21 dst :



EVALUASI PERKEMBANGAN TARIF ATSI PERIODE 2008 sd  2009.

Tarif ATSI merupakan tindaklanjut kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan Anggota Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia nomor : 03471/041/DDAGAJB/2008 pada tanggal 9 Desember 2008. Jumlah anggota ATSI yang telah menandatangani kontrak kerjasama berjumlah 6 anggota, antara lain : PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), PT Natrindo Telepon Seluler (AXIS), PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), PT Bakrie Telecom Tbk (Esia), PT Indosat Tbk, PT Mobile-8 Telecom Tbk (M-8). Penyambungan Tarif ATSI per Nopember 2009 berjumlah 152 Plgn, 2.109.500VA. Harga jual tenaga listrik yang akan disalurkan harga jual rata yang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yaitu sebesar Rp. 1200,-/kWh (seribu dua ratus rupiah/kWh) belum termasuk Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dan bea/pajak lainnya. Pembayaran minimal yang harus dibayar dihitung berdasarkan pemakaian energi listrik untuk 200 (dua ratus) jam nyala per bulan, pemakaian energi listrik yang melebihi ketentuan 200 (dua ratus) jam nyala selanjutnya akan dihitung sesuai dengan pemakaian dalam kWh meter. Evaluasi Perjanjian Kerja sama PLN – TELKOMgroup Nomor 02653/041/DDAGAJB/2009 tanggal 9 September 2009 dari Deputi Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan Jawa Bali diadakan Revisi/disesuaikan untuk Tarif B22 – 910 Rp/kWh, Tarif B13-B16 – 1200 Rp/kWh, Tarif B23-B26 – 1200 Rp/kWh dengan   pemakaian energi listrik untuk 110 (seratus sepuluh) jam nyala per bulan.

Pemasaran Tarif Mandiri R1.I dst :

EVALUASI PERKEMBANGAN TARIF MANDIRI PERIODE DESEMBER 2009




Tarif Mandiri dipasarkan awal tahun 2009 merupakan usaha PLN Distribusi Bali untuk meningkatkan kWh jual dengan Rp/kWh diatas rata-rata dari tarif TDL 2004. Per Nopember 2009 telah dipasarkan sebanyak 2.080 Plgn, dengan daya tersambung 11.764.300VA dengan sigmen tarif, Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Publik, Industri. Harga tarif Mandiri berkisar antara 1.035 sd 1.100 Rp/kWh jika pemakaian kWh batas hemat jam nyala/bulan rata-rata nasional masih dibawah 50%, namun jika pemakaian kWh > 50% maka Rp/kWh dikenakan sebesar  Rp.1.380.



Contoh simulasi perhitungan pembayaran Rekening listrik Tarif Mandiri :




Tarif Khusus Business to Business (B to B)- Daya Max


EVALUASI PERKEMBANGAN TARIF DAYAMAX PERIODE  DESEMBER 2009




Mengingat listrik merupakan kebutuhan untuk menunjang industri pariwisata Bali khususnya area Kuta yang terus meningkat maka dirasakan perlu menjamin keandalan pasokan listrik bagi bisnis dan industri di Kuta. Tapi disisi lain biaya produksi listrik yang tinggi membuat PLN AP Kuta harus bekerja sama dengan kalangan bisnis dan industri. Penetapan tarif khusus Business to Business dilakukan sejak tahun 2005. Tarif ini merupakan pilihan tarif kepada pelanggan bisnis dimana tarif listrik lebih tinggi dari tarif regular (TDL) dan merupakan kesepakatan antara pelanggan dengan PLN dengan jaminan keandalan pasokan listrik. Pemasaran Tarif DayaMax mengacu Surat Edaran Direksi No.0013.E/DIR/2005 tanggal 02 Mei 2005 akibat dari keterbatasan daya mampu pembangkit maupun jaringan sistem ketenagalistrikan pada saat beban puncak, sementara factor beban sistem ketenagalistrikan masíh relatif rendah, maka perlu diterbitkan aturan pelaksanaan yang menarik bagi pelanggan untuk memindahkan pemakaian pada waktu beban puncak ke luar waktu beban puncak, artinya pemakaian pada WBP diturunkan dan dipindahkan ke LWBP. Beban puncak sistem tenaga listrik dapat diturunkan dengan harapan tidak mengurangi jumlah penjualan kWh, karena pemakaiannya dialihkan ke LWBP. Penyambungan Tarif DayaMax kondisi Per Desember 2009 baru dipasarkan satu pelanggan dengan daya B2T/197.000VA.



Pemasaran Tarif Reguler - TDL 2004

evaluasi pengembangan tarif reguler TDL 2004 - Periode des 2009



Sebagai tindaklanjut UU RI.No.47 Tahun 2009 tentang APBN Tahun 2010 dan surat persetujuan Dirjen LPE No. 6013/20/600.3/2009 tanggal 31 Desember 2009, serta Surat Keputusan Direksi No.313.K/DIR/2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang ketentuan Pelaksanaan Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik, melalui penerapan TDL sesuai harga Keekonomian.

Penghematan pemakaian kWh rata-rata nasional yang telah diberlakukan untuk daya ≥ 6.600VA artinya pelanggan akan dikenakan harga Rp/kWh 1.380 > dari TDL 2004 yang berlaku, jika pemakaian listrik jam nyala di atas 50% rata-rata nasional. Penyambungan Pelanggan tarif Reguler per Desember 2009 sebanyak 51.060 plgn, 184.730.050VA yang masih didominasi dgn tarif Rumah tangga.

20. "TARIF SUBSIDI DAN NON SUBSIDI YANG TEPAT SASARAN

Berdasarkan Keputusan Direksi PT.PLN (PERSERO) No.313.K/DIR/2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang ketentuan Pelaksanaan Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik Oleh Pelanggan PT.PLN (PERSERO), melalui penerapan TDL sesuai harga Keekonomian.
Sebagaimana kita ketahui harga bahan bakar minyak melonjak drastis. Hal ini menyebabkan beban subsidi yang ditanggung Pemerintah semakin besar. Untuk mengurangi beban subsidi, Pemerintah menggalakkan program penghematan pemakaian energy listrik. Untuk menghemat pemakaian energy listrik pemerintah menggariskan kebijakan penghematan listrik. Pelanggan listrik yang berhemat sampai batas hemat membayar sesuai tarif bersubsidi, dan pelanggan yang boros memakai di atas batas hemat, maka pemborosannya dibayar sesuai tarif non subsidi. Ketentuan ini merupakan penerapan tarif subsidi dan non subsidi yang lebih tepat sasaran. Subsidi diberikan untuk pemakaian sampai batas wajar atau hemat. Sedangkan pemakaian yang tidak hemat atau untuk kemewahan dikenakan tarif non subsidi.

Skema penghematan tersebut pada tahap pertama diberlakukan bagi pelanggan rumah tangga (R), bisnis (B) dan pemerintah (P) dengan daya mulai 6.600 VA. Skema ini diberlakukan mulai pemakaian Januari 2010 atau rekening yang ditagihkan pada bulan Februari 2010.

Rumusan Penghematan

Pemakaian tenaga listrik sampai dengan batas hemat tertentu (50% dari pemakaian rata-rata nasional pada tarif dan dayanya) dikenakan tarif bersubsidi (TDL 2004 reguler) dan kelebihannya dikenakan tarif multiguna yang juga diatur pada TDL 2004 tersebut (Rp 1.380/kWh)."
I. Contoh Perhitungan Untuk Tarif Rumah Tangga dengan Daya 6.600 VA.

• Pemakaian rata-rata nasional pada tarif dan daya ini : 983 Kwh.
• Batas Hemat 50% x 983 Kwh : 492 Kwh.
• Contoh Pemakaian (Melebihi batas Hemat) : 1.000 Kwh
• Tarif pemakaian bersubsidi : Rp. 560/Kwh
• Tarif pemakaian non subsidi : Rp. 1.380/Kwh.

II. Perhitungan Rekening sesuai kebijakan ini (Bersubsidi + Non Subsidi).

• Biaya beban Rp. 30,4/VA x 6.600 = Rp. 200.640
• Biaya pemakaian sampai dengan batas hemat = 492 x Rp. 560 = Rp. 275.352
• Biaya pemakaian kelebihan dari batas hemat = (1.000–492)x Rp 1.380 = Rp. 701.454
• Total biaya rekening = Rp. 1.177.446 (belum termasuk pajak & Materai)


III. Perhitungan Rekening sesuai kebijakan sebelumnya (Bersubsidi)


• Biaya beban Rp. 30,4/VA x 6.600 = Rp. 200.640
• Biaya pemakaian = 1.000 x Rp. 560 = Rp. 560.000
• Total biaya rekening = Rp. 760.640 (belum termasuk pajak & Materai)


 Simulasi Tarif Subsidi dan Non Subsidi


FORMULA PENGHEMATAN



JAM NYALA PEMAKAIAN LISTRIK RATA-RATA NASIONAL
DAN BATAS EMAT JAM NYALA PER GOLONGAN TARIF

GOLONGAN
TARIF
BATAS DAYA
JAM NYALA PEMAKAIAN LISTRIK
RATA-RATA NASIONAL (JAM/BULAN)
BATAS HEMAT
JAM NYALA
(JAM/BULAN)
(1)
(2)
(3)
(4) = 50% x (3)
R-2/TR
6.600 VA
149
74,5
R-3/TR
di atas 6.600 VA
116
58
B-2/TR
6.600 VA s/d 200 kVA
133
66,5
P-1/TR
6.600 VA s/d 200 kVA
121
60,5
P-3/TR
mulai 6.600 VA
316
158

Catatan : kWh Batas Hemat per bulan = Batas Hemat Jam Nyala (jam/bulan) x kVA Daya Kontrak




21. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan Pemasaran & Pelayanan

Pemasaran Tarif Multiguna 














































































































































































EVALUASI PERKEMBANGAN RP - TARIF MULTIGUNA PERIODE 2003 sd Des 2009

Ketentuan penerapan transaksi tarif multiguna berdasarkan keputusan Direksi Nomor : 342.K/010/2003 tanggal 31 Desember 2003. Transaksi Multiguna adalah ikatan jual-beli antara PT PLN (Persero) dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan/kepentingan spesifik yang berhubungan dengan tenaga listrik dan memberikan nilai tambah bagi para pihak. Tarif yang ditetapkan sebagai Tarif maksimum, dalam implementasinya, angka tarif dikalikan terhadap faktor pangali N dimana N ≤ 1 (satu) dengan harga 1.380 Rp/kWh yang diberlakukan mulai 1 Januari 2004.

22. Peningkatan Efisiensi

Susut

Prosentase susut PLN AP Kuta memperhitungkan energi kWh jual yang dipakai pelanggan terhadap energi kWh beli. Keberhasilan pencapaian susut yang rendah akan menekan biaya operasional pembelian tenaga listrik dan sekaligus meningkatkan prosentase rasio operasi, hal inilah yang diperlukan dalam mewujudkan kemandirian pengelolaan keuangan perusahaan.
Penekanan susut selain harus dilakukan secara sistematis, konsisten dan berkesinambungan juga dilandasi dengan komitmen bersama di jajaran manajemen atas, manajemen menengah serta seluruh jajaran pegawai untuk memberikan perhatian serta kepeduliannya atas upaya penekanan susut yang dituangkan dalam Deklarasi PESUT.

Dalam penekanan susut  inisiatif strategi dilakukan :
  1. Memperioritaskan pengecekan pelanggan pemakaian kWh > 720 Jam Nyala.
  2. Penggantian kWh meter mekanik yang telah terpasang sesuai ketentuan > sepuluh tahun, menjadi kWh meter elektronik/digital.
  3. Memperifisikasi laporan kWh meter macet dipelanggan.

Realisasi pencapaian penurunan susut PLN AP Kuta adalah sebagai berikut :


Realisasi pencapaian P2TL Periode Tahun 2004 sd 2009


23. Implementasi Aplikasi Pelayanan: Simpel@Integrasi

Untuk menunjang kegiatan pelayanan dikeluarkan Keputusan Direksi PT. PLN Persero) No.021.K/0599/DIR/1995 tanggal 23 Mei 1995 tentang Pedoman dan Petunjuk Tata Usaha Langganan (TUL) Agar dapat dilaksanakan secara sistematis berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Salah satu Implementasi Aplikasi Pelayanan Simpel@Integrasi adalah aplikasi yang merupakan gabungan dari fungsi Sistim Informasi Manajemen Tata Usaha Pelanggan (SIMTUL), Sistim Informasi Manajemen Distribusi (SIMDIS) dan Geographic Information System (GIS). Aplikasi ini dikembangkan untuk mendukung pelayanan kepada pelanggan PLN AP Kuta. Fitur Simpel@Integrasi mencakup seluruh fungsi dalam tata usaha pelanggan dan sebagian fungsi teknik seperti aset jaringan, pemeliharaan, gangguan dan EIS. Aplikasi ini telah diiplementasikan di AP Kuta dengan batasan disisi Pelayanan Pelanggan. Dalam fitur teknik telah tercakup seperti: perencanaan, konstruksi, APP, dan operasi – pemeliharaan, Dalam implementasi SK Direksi tersebut, PLN AP Kuta telah menerapkan sistem terpadu dari Tahun 1998 – 2000 dengan Sistem Konvensional TUL & semi off line yang berbasis SIL (Sistem Informasi Langganan), Tahun 2002 dari Sistem Konvensional SIL diperbaharui menjadi SIMPEL@INTEGRASI artinya Sistem TUL yang diterapkan sudah ter-Integrasi kesemua sistem dari Fungsi I sampai dengan Fungsi VI.

Tahun 2003 – Juni 2005 diterapkan semi SOPP, dan selanjutnya Oktober 2008 dari SOPP semi on line menjadi Real time, Nop 2008 SOPP real time disempurnakan menjadi PPOB (Payment Point OnLine Bank). Dalam SIMTUL@INTEGRASI ini sudah dilengkapi dengan  fitur-fitur yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan menjadi lebih baik dan sempurna dalam tuntutan pelanggan yang makin beragam.

Dalam perkembangan Aplikasi Tata Usaha Langganan dapat dijelaskan sbb :

1.      Tahun 1998 – 2000 Konvensional & semi offLine Berbasis Sistem Informasi Langganan (SIL)

2.      Tahun 20002 dari Konvensional & semi offLine disempurnakan menjadi Sistem Informasi Manajemen Tata Usaha Langganan (SIMTUL)

3.      Tahun 2003 – Juni 2005 diterapkan SOPP Semi on line

4.      Dari sistem SOPP Semi on line Juni Tahun 2005 sd Oktober 2008 diterapkan SOPP Real time

5.      Nopember Tahun 2008 diberlakukan PPOB (Payment Point OnLine Bank)

Berdasarkan Keputusan General Manager PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI Nomor : 060.K/GM /2009 tanggal 12 Nopember 2009 diputuskan Pembentukan TIM Pengendali Penataan Data Pelanggan dan Jaringan (PDPJ) melalui – E-MAP, dalam perkembangan selanjutnya SIMTUL-DIL sudah ter-integrasi kedalam PDPJ-EMAP-DIJ dan Peta.

24. Jenis – Jenis Pelayanan

 25. Cara Menentukan Jumlah Biaya PB

 26. Standar Daya (VA) dan Pembatas (A) Penyambungan




28. Implementasi e-Proc Proses Pengadaan
Implementasi e-Proc Proses Pengadaan E-Procurement PLN AP Kuta adalah aplikasi/sarana web untuk melaksanakan proses pengadaan barang/jasa di lingkungan PT PLN (Persero) AP kuta, hal ini juga sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Dalam pengadaan barang/jasa harus menerapkan prinsip-prinsip: efisiensi, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

Sedangkan tujuan dilaksanakan dengan e-Procurement adalah untuk :
  • Memudahkan sourcing, proses pengadaan dan pembayaran.
  • Komunikasi on-line antara pengguna barang/jasa (buyers) dengan penyedia barang/jasa (vendors).
  • Mengurangi biaya proses dan administrasi pengadaan.
  • Menghemat biaya dan mempercepat proses pengadaan.
.
Walaupun proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan dengan aplikasi e-Procurement namun tetap harus mengikuti Pedoman Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan PT PLN (Persero) AP Kuta sesuai Keputusan Direksi yang mengatur tentang Proses Pengadaan Barang/Jasa tersebut, antara lain:

  • Sistem pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya al.: pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung dan penunjukan langsung.
  • Sistem pengadaan jasa konsultansi antara lain: seleksi umum, seleksi terbatas, seleksi langsung dan penunjukan langsung.
  • Jadwal/waktu minimum yang harus dipenuhi terhadap pengumuman pengadaan barang/jasa, hal ini supaya transparan sehingga dapat dilihat oleh pelaku bisnis / peserta.
  • Mengumumkan HPS supaya para peserta mengetahui batasan nilai maksimumnya
  • Penawaran harga seraca on-line : e-Bidding atau e-Auction.
  • Sistem Evaluasi / Negosiasi.
  • Penyampaian informasi penunjukan pemenang dan informasi peringkat pemenang pelelangan.
  • Informasi data pengadaan kontrak, saving anggaran baik terhadap anggaran atau HPS dapat diakses melalui media e-Procurement.

Pelaksanaan e-Procurement di PLN AP Kuta sejak tahun 2009 sampai sekarang secara konsisten melaksanakan proses pengadaan barang/jasa melalui media e-Procurement.

 

Diringkas, I Nyoman Sudara, PLN AP Kuta – 2009

Dari berbagai sumber